Pemkab

Ini 3 Alasan Kabupaten Dairi Jadi Pusat Pertanian Terpadu Hortikultura

Dairi – Menurut Kepala Biro Perekonomian Setda Pemprov Sumut, Dr Naslindo Sirait, ada 3 alasan yang menjadi pokok penting pemilihan Kabupaten Dairi sebagai lokus pengembangan pertanian terpadu hortikultura oleh Pemprov Sumut.

Alasan pertama menurut Naslindo Sirait adalah soal kesiapan Kabupaten Dairi ini dalam berbagai persiapan mulai dari proposal dan kesiapan lahannya.

“Dari proposal yang diajukan Kabupaten Dairi, kami menilai sangat siap. Setelah kami pelajari, lahan yang ada memang bukan kawasan hutan, sudah ada koperasinya, ada petaninya, ada studi dan perhitungan Net Present Value (red; perhitungan selisih antara pemasukan dan pengeluaran, ada Internal Rate of Return (mengukur suatu aset), periode pengembalian yang sudah dipastikan oleh Dinas Pertanian Dairi menjadi kekuatan pemilihan kabupaten ini. Ini keyakinan kuat bagi gubernur memilih Dairi walau memang seluruh daerah mengusulkan,” kata Naslindo.

Alasan kedua, menurut Naslindo, adalah letak geografis Kabupaten Dairi dianggap potensial dalam pengembangan pertanian terpadu produk hortiukultura seperti kubis, kentang, cabai, dan bawang yang cukup besar.

“Yang kami lihat, ada kekuatan geografis untuk pengembangan pertanian hortikultura di sini (Dairi-red). Kalau bicara pengembangan industri tentu Dairi bukan tempatnya. Dairi adalah sentranya pertanian, dan ini juga bermanfaat bagi pemerataan pembangunan diberbagai sektor,” katanya.

Alasan ke Tiga yang kalah penting, menurut Naslindo adalah komitmen kepala daerah untuk meyakinkan pemerintah Provsu, dalam hal ini Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

“Komitmen kepala daerah itu penting. Komitmen itu yang meyakinkan pak gubernur, karena program ini juga harus dikawal oleh kepemimpinan lokal yang ditangani kepala daerah, kepala dinas terkait dan juga kepala desa. Walau demikian, daerah lain juga menjadi perhatian, misalnya saja untuk padi kita akan pilih seperti Deli Serdang, Simalungun dan Madina tapi untuk hortikultura Dairi lebih berpotensi,” katanya mengakhiri.

Sementara itu, Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu, menegaskan program ini merupakan program dengan skema kerjasama pembangunan yang melibatkan pihak swasta atau dikenal sebagai Public Private Partnership (PPP) di mana ada pengawasan dalam tata kelolanya ke depan.

“Ini adalah public privat partnership, ada regulator untuk stimulan kedepan. Kami akan mengawal Satu atau Dua tahun tata kelolanya, kelembagaan akan diatur namun semua harus berkontribusi. termasuk petani subjek penting. Kita harap KUR sebagai produk ekonomi yang maju berperan menggerakkan ekonomi. Jadi kita harap kita sama-sama mendukung program ini supaya niat baik dan sistem yang baik ini, bisa berjalan baik juga,” kata Bupati mengakhiri. (DS)

Berita Terkait

Back to top button