Dimitria Tabitha Konsisten Lestarikan Ulos Silalahi Lewat Produk Turunannya
DAIRIKAB.go.id – Dimitria Tabitha Berutu, Sekretaris Karang Taruna Kabupaten Dairi sejak lama sudah menunjukkan kepedulian terhadap ulos dari Silalahi.
Dimi, panggilan akrab Dimitria, bahkan sudah memperkenalkan produk diversifikasi (turunan) dari ulos Silalahi berupa sandal tenun dengan merek Aur lewat event F1H2O pada acara Culture Night Dinner F1H2O di Balige, Kabupaten Toba, 24-26 Februari 2023 lalu.
Kepedulian Dimi terhadap ulos Silalahi juga terlihat usai peresmian Gedung Perpustakaan Daerah (Perpusda) Raja Naga Jambe Kabupaten Dairi, Kamis (4/5/2023), lalu.
Dia menyempatkan diri berbincang dengan Rosmauli Rumasondi, salah seorang petenun ulos dari Kecamatan Silahisabungan yang dihadirkan khusus untuk memperkenalkan sekaligus meramaikan peresmian perpustakaan tersebut.
Dimi tampak tak sungkan untuk berinteraksi dengan sang petenun. Dia terlihat penasaran dan kagum dengan pekerjaan yang ditekuni oleh petenun ini.
Kepada Rosmauli Rumasondi, Dimi menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh para petenun sangatlah hebat. Dengan bermodalkan alat sederhana namun mampu menghasilkan karya kearifan lokal yang mendunia yaitu ulos.
“Ibu hebat, bermodalkan kayu balok dan papan bisa hasilkan karya yang luar biasa,” katanya sambil mengacungkan 2 jempol pada petenun tanda pujian.
Dimi pun berbincang dengan Rosmauli dan menanyakan proses panjang yang biasa dilakukan guna menghasilkan ulos yang baik.
Menurut Rosmauli, lama pembuatan ulos tergantung pada jenis ulos yang hendak dibuat. Ia menyebut kain ulos biasanya menggunakan benang kapas dan diwarnai dengan cara merendam benang ke dalam pewarna alami yang berasal dari tanaman.
“Semua tergantung jenis ulos dan bahan yang kita gunakan. Tapi paling tidak, dalam pembuatan ulos memakan waktu satu minggu, atau bisa lebih, bila jenis ulos yang akan dibuat lebih rumit,” katanya pada Dimi.
Dimi, yang ditemui usai berbincang-bincang dengan Rosmauli, menyampaikan dari segi ekonomi ulos adalah sumber mata pencaharian masyarakat di kawasan Danau Toba.
Terdapat berbagai usaha berbasis ekonomi kerakyatan yang berasal dari ulos, di antaranya usaha tenun perorangan dan usaha tenun pabrikan serta pedagang yang membuka kios ulos.
Namun ada juga sebagian partonun (penenun) menjual ulos sendiri, baik secara langsung ke pemesan termasuk secara online.
Namun menurutnya, ada baiknya ulos lebih dikembangkan lagi dengan berbagai produk turunan lain, seperti sandal, tas, atau produk kerajinan lainnya.
“Agar ulos dan produk kearifan lokal lainnya lestari. Kita generasi yang lebih muda harus ambil bagian melestarikan termasuk membuat atau mengembangkan produk ulos ini dengan produk turunan baru,” katanya mengakhiri. (ds)